Jumat, 01 Juli 2011

About "Tidur"


Assalamu’alaikum wr. wb.   
Tidur adalah anugrah kenikmatan dari Allah, hal itulah yang sekarang muncul dalam pikiran saya. Berbicara mengenai “tidur”, kita sebagai manusia sudah pasti mengalami itu, tetapi apakah kita sadar bahwa hal yang sudah menjadi rutinitas kita setiap malam ataupun siang merupakan kenikmatan dari Allah..?, tidak semua orang di dunia ini bisa menikmati hal tersebut. Karena ada beberapa orang di dunia ini yang memang belum diberikan kenikmatan tersebut oleh Allah. Jumat, 1 Juli 2011, saya menonton Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One, ternyata ada seorang anak berusia 9 tahun yang mempunyai penyakit langka, yaitu tidak bisa tidur. Bocah kecil asal Pandeglang, Banten tersebut tidak bisa tidur karena rongga yang dimiliki terlalu kecil, sehingga sulit untuk bernafas dan tidak bisa tidur normal seperti kebanyakan dari kita. Bocah kecil tersebut tidur, tetapi tidak istirahat, tidak bisa memejamkan mata dan tidak dapat menikmati sebuah anugrah yang disebut “tidur”.
            Berangkat dari situlah, saya ingin menuangkan sedikit tulisan mengenai gambaran sederhana mengenai tidur. Kebetulan saya pernah membaca sebuah buku dari Hilmy Al-Khuly tentang Mukjizat Kesembuhan dalam Gerakan Shalat, buku tersebut membahas mengenai mukjizat dari gerakan sholat, tetapi di dalamnya juga membahas sedikit mengenai tidur. Lewat tulisan pendek ini, saya ingin sedikit sharing tentang apa yang sudah saya baca, yaitu mengenai apa itu tidur dan hal lain mengenai tidur.

Definisi Tidur
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, tidur adalah suatu kondisi tubuh yang ditandai meresapnya suhu insting dan kekuatan jiwa ke  dalam tubuh untuk mencari ketenangan (istirahat). Tidur ada 2 (dua) macam, yaitu alamiah dan tidak alamiah. Tidur alamiah adalah kemampuan kekuatan jiwa untuk menahan aktivitasnya yaitu kekuatan indra dan gerakan yang disengaja. Ketika kekuatan jiwa ini menahan gerakan badan, maka badan menjadi lemah (lembut) lalu terkumpullah kelembaban dan uap di dalam otak yang merupakan sumber kekuatan ini, kemudian ia terbius (uap ini biasanya terurai saat terjaga atau bergerak). Inilah yang disebut tidur alamiah.
Adapun tidur yang bukan alami adalah karena sakit atau gila, yaitu apabila uap atau kelembaban menguasai otak tetapi tidak bisa terurai saat terjaga, kemudian uap yang banyak tersebut menumpuk lalu memperberat otak, lalu ia terbius dan terjadi penahanan jiwa atas segala aktivitasnya. Kemudian ia tertidur dalam arti tidak sadar, hilang ingatan atau gila.

Kebutuhan Waktu Tidur
Kebutuhan akan waktu tidur bagi seseorang berbeda dengan yang lainnya menurut umur, kepribadian, kondisi kejiwaan dan karakter pekerjaan bagi orang dewasa. Seorang bayi yang baru lahir memerlukan waktu tidur cukup sekitar 18 jam secara tidak berturut-turut dalam satu hari.
Masa ini secara berangsur akan berkurang seiring bertambahnya umur hingga mencapai usia 5 (lima) tahun. Dalam umur ini, ia memerlukan waktu tidurnya kira-kira 12 jam sehari.
Pada usia remaja berkurang menjadi 9 jam, yaitu lebih sedikit dari waktu tidur yang diperlukan manusia dewasa, yang biasanya berkisar antara 7-8 jam setiap malam. Di sisi lain, manusia menggunakan waktu tidurnya berbeda satu sama lainnya.
Ada beberapa orang yang mempunyai waktu tidur hanya sekitar 5-6 jam saja dalam sehari. Waktu tidur yang diperlukan oleh Napoleon I (Raja Prancis), Frederick (Raja Rusia) dan Thomas Alfa Edison (seorang ilmuwan Amerika terkenal) memerlukan 3-4 jam untuk tidurnya setiap hari. Walaupun demikian, hal tersebut tidak mengurangi kemampuan otak dan fisik mereka.
Adalah keliru apabila mengira bahwa orang tua memerlukan sedikit waktu tidur. Mereka justru memerlukan waktu tidur yang cukup dan porsi tidur mereka perlu ditambah. Perlu ditegaskan bahwa tidur tenang dan terlelap akan mengaktifkan energi tubuh. Adapun tidur yang terganggu oleh mimpi-mimpi buruk, pada saat terbangun kita akan berada dalam kondisi lelah seperti belum mengalami tidur.

Faktor Penyebab Tidur
Tidur merupakan nikmat Allah yang diperuntukkan untuk hamba-Nya sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada hamba setelah mengalami beban hidup dan keletihan bekerja di dunia. Manusia yang sehat telah menghabiskan 1/3 umurnya untuk tidur. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab tidur yang sejati. Meskipun beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan informasi sebab-sebab tidurnya manusia, namun penyebab yang hakiki masih penuh misteri.
Sebagian penelitian enjelaskan bahwa tidur sangat penting bagi manusia, hal ini karena tidur memberi peluang mengembalikan bangunan jaringan tubuh yang rusak, serta mengganti sel-sel yang rusak dalam tubuh manusia.
Penelitian lain menjelasan bahwa sebab-sebab tidur adalah penumpukkan ampas yang dihasilkan dari proses kehidupan serta penumpukkan bahan-bahan racun di celah-celah syaraf. Penumpukkan unsure-unsur tersebut menyebabkan lemahnya rangsangan syaraf dari sel-sel syaraf lainnya.
Akibatnya, manusia mengalami tidur yang lelap. Pada saat tidur terjadilah proses pembersihan ampas dan racun-racun tersebut. Ketika sudah dalam keadaan bersih, rangsangan sel syaraf dapat berpindah ke sel syaraf lainnya secara alamiah, dan saat itulah manusia terbangun.
Pendapat lain mengatakan bahwa tidur membantu pengeluaran hormon yang berguna membentuk tulang dan pertumbuhan tubuh. Tidur juga dapat memberikan ketenangan pada tubuh. Bila manusia tidak bisa tidur beberapa malam, maka hal tersebut akan mengurangi kemampuan otaknya, mengacaukan syarafnya dan kedua tangan akan menggigil.
Meskipun telah banyak pendapat tentang sebab-sebab tidur dan fungsinya bagi manusia, tetapi tidak ada satupun bukti yang pasti, yang menegaskan bahwa salah satu sebab-sebab diatas adalah penyebab tidur yang hakiki.
Abdurrahman Naufal, menyatakan bahwa kajian dan penelitian medis masih terus berlangsung untuk menemukan sebab-sebab fenomena tidur. Adanya penjelasan yang beragam tentang sesuatu yang terjadi pada saat tidur, disebaban karena ilmu pengetahuan yang masih lemah dalam menjelaskan sebab-sebab tidur.
Ada yang mengatakan bahwa tidur adalah keinginan yang mendesak untuk beristirahat bagi orang dewasa yang kelelahan. Tetapi hal itu ditentang karena orang yang  tidak kelelahan mempunyai keinginan untuk tidur dan ia pun ternyata bisa tidur. Bahkan orang yang terpaksa berada di tempat tidur berhari-hari bahkan berbulan-bulan karena kondisi, ia masih bisa tidur pada saatnya. Meskipun ia telah beristirahat dan banyak tiduran di tempat tidur.
Dalam hal ini, Dr. Haryward Carrington, salah seorang anggota Lembaga Riset Ilmu Kejiwaan, mengatakan bahwa para peneliti terdahulu telah memberikan beberapa teori untuk menjelaskan tentang tidur. Tetapi beliau menolak semua pendapat, karena todak ada satupun pendapat yang sesuai dengan harapan. Misalnya, teori yang disebut dengan teori kimiawi, yang berusaha menjelaskan penyebab tidur adalah penumpukkan unsure-unsur racun di dalam tubuh selama kondisi terjaga. Tidur berfungsi menghapus unsure-unsur tersebut.
Teori lain mengatakan, penyebab tidur adalah terjadinya kondisi asing pada sirkulasi darah otak. Teori lainnya juga mengatakan bahwa tidur dikarenakan terdapatnya kelenjar tertentu. Ada juga yang berpendapat bahwa tidur disebabkan karena pengendoran otot-otot. Tetapi pada hakikatnya semua teori tersebut lemah. Bagi beliau, yang lebih pasti adalah kerena terdapatnya roh manusia yang sedang menarik diri, dalam waktu lama ataupun sebentar dari tubuh manusia pada saat-saat tidurnya.
Dari pernyataan tersebut, jelaslah bagi kita bahwa penyebab tidur yang hakiki masih tetap menjadi misteri, dan hanya Allah Yang Tahu.

Tidur yang Efektif
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah mengatakan:
“Tidur yang paling baik adalah tidur dengan posisi miring dengan bertumpu pada sisi sebelah kanan. Karena dengan posisi ini makanan yang ada dalam perut atau lambung menetap dengan baik. Sebab, lambung sedikit lebih condong ke sebelah kiri, kemudian beralih ke sisi sebelah kiri sebentar guna mempercepat proses pencernaan karena lambung condong ke hati, selanjutnya beralih lagi ke sisisebelah kanan, agar makanan cepat turun dari lambung. Sehingga tiduryang paling bermanfaat adalah di atas sisi sebelah kanan pada saat permulaan dan penutupan tidurnya. Sedangkan banyak tidur di atas sisi sebelah kiri dapat mengganggu jantung, hal ini karena condongnya beberapa organ tubuh bke jantung yang dapat membebani jantung”.
Tidur yang kurang baik adalah tidur diatas punggung (terlentang). Namun diperbolehkan jika sekedar untuk merebahkan diri tanpa disertai tidur. Sedangkan tidur yang paling buruk adalah tidur tengkurap diatas mukanya. Di dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan:
“Diriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata: “Nabi SAW melewati seseorang yang tidur di masjid dalam keadaan tengkurap, kemudian Nabi menyenggolnya dengan kaki beliau sembari berkata: ‘Bangun dan duduklah. Tidur seperti ini adalah tidurnya orang celaka’”.
Tidur tengkurap bagi orang yang sakit, yang bukan menjadi kebiasaannya pada waktu sehat, menunjukkan orang yang sedang kacau pikirannya atau orang yang sedang sakit perutnya. Karena ia mengubah kebiasaan baiknya menjadi perilaku yang buruk tanpa alasan yang jelas.
Tidur yang efektif adalah tidur dengan posisi tubuh miring dengan bertumpu pada anggota tubuh sebelah kanan. Tidur dengan posisi ini dapat mencegah tekanan (desakan) hati terhadap lambung, serta membantu mengosongkan isi lambung. Disamping itu, juga memudahkan aktivitas jantung karena terhindar oleh desakan lambung dan diafragma.
Tidur dengan posisi badan miring ke arah sisi sebelah kiri dapat menambah beban jantung. Tekanan hati dan lambung terhadap jantung dalam posisi tidur miring seperti ini, juga menekan paru-paru kanan. Tidur tengkurap memiliki dampak negatif. Hal ini karena orang yang tidur dalam posisi ini harus membengkokkan lehernya ke salah satu sisi, sehingga berat dalam bernafas. Menurut hadist Nabi, tidur seperti ini tidak disukai oleh Allah.
Sedangkan tidur terlentang bagi orang yang mengidap penyakit asma, akan menyebabkan terangkatnya diafragma lalu menekan rongga dada, sehingga mengakibatkan sesak nafas. Di samping itu, juga mempercepat bangun. Hikmah dari tidur pada sisi sebelah kanan adalah agar orang yang tidur tidak terlelap dalam tidurnya. Sebab jantung condong ke arah kiri. Jadi, jika seseorang tidur pada sisi kanan maka jantung selalu ingin menempati posisi tetapnya yaitu sisi kiri. Sehingga mencegah terlelapnya orang yang tidur. Jika ia tidur pada sisi sebelah kiri, berarti jantung menempati posisi tetapnya, dan hal ini menyebabkan orang terlelap tidur dan malas bangun. 
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, dan menambah rasa penasaran kita tentang misteri tidur, yang selanjutnya dapat mendorong kita semua agar mau lebih banyak membaca tentang tidur ataupun hal-hal kecil lain yang sebenarnya merupakan anugrah kenukmatan besar yang diberikan Allah kepada kita semua sebagai hamba-Nya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar